Sabtu, 23 Juli 2016

Sejarah kota kediri

Sejarah Kota Kediri

Semula Kediri juga sebagai pemukiman perkotaan
diawali saat Airlangga memindahkan pusat
pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke
Dahanapura, menurut Serat Calon Arang.
Dahanapura (” Kota Api “) setelah itu lebih di
kenal juga sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga,
lokasi Medang dibagi jadi dua : Panjalu di barat
serta Janggala di timur. Daha jadi pusat
pemerintahan Kerajaan Panjalu serta Kahuripan
jadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala.
Panjalu oleh penulis-penulis periode terakhir juga
dikatakan sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan
lokasi kurang lebih Kabupaten Kediri hingga
Kabupaten Madiun saat ini.
Sejak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat,
ibukota Daha terserang serta kota ini jadi
kedudukan raja vazal, yang selalu berlanjut
sampai Majapahit, Demak, serta Mataram.
Kediri jatuh ke tangan VOC juga sebagai
konsekwensi Geger Pecinan. Jawa Timur ketika
itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang
memihak VOC serta inginkan bebasnya Madura
dari Kasunanan Kartasura. Lantaran Cakraningrat
IV hasratnya tidak diterima oleh VOC, ia
memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan
VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura.
Juga sebagai pembayaran, Kediri jadi sisi yang
dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri
selalu berjalan hingga Perang Kemerdekaan
Indonesia.
Perubahan Kota Kediri jadi swapraja diawali saat
diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1
April 1906 menurut Staasblad (Lembaran Negara)
no. 148 tertanggal 1 Maret 19065. Gemeente ini
jadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan
karakter pemerintahan otonom terbatas serta
memiliki Gemeente Raad (” Dewan Kota “/DPRD)
sejumlah 13 orang, yang terbagi dalam delapan
orang kelompok Eropa serta yang disamakan
(Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders)
serta satu orang Bangsa Timur Asing. Juga
sebagai penambahan, menurut Staasblad No. 173
tertanggal 13 Maret 1906 diputuskan biaya
keuangan sebesar f. 15. 240 dalam setahun.
Baru mulai sejak tanggal 1 Nopember 1928
menurut Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928,
Kota Kediri jadi ” Zelfstanding Gemeenteschap
” (” kota swapraja ” dengan jadi otonomi penuh).
Kediri pada saat Revolusi Kemerdekaan
1945-1949 jadi satu diantara titik rute gerilya
Panglima Besar Jendral Sudirman.
Kediri juga mencatat histori yang kelam juga saat
masa Pemberontakan G30S PKI lantaran banyak
masyarakat Kediri yang turut jadi korbannya,
pada Peristiwa Kanigoro 1965.
Demikian sejarah kota kediri yang kami sajikan
secara singkat, semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar