Sabtu, 23 Juli 2016

Situs adan adan

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit
Arkenas) melakukan ekskavasi di situs candi
Adan-Adan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
Ekskavasi di kebun durian milik Syamsuddin ini
dilakukan untuk meneliti tentang peradaban era
Kadhiri dan Singosari, Sabtu (9/4).”Sebelum
melakukan penggalian ini kita melakukan survei
di beberapa tempat di Kediri. Dari beberapa
lokasi situs Candi Adan-Adan ini yang potensial.
Karena ada peninggalan bentuk makara, yang
masih ada dan menunjukkan bahwa ini adalah
candi. Makara pasangannya kala, biasanya kan
kalau direlung-relung posisinya Kala atas makara
di samping-sampingnya. Tetapi kalau yang di
ambang pintu seperti di Situs Adan-Adan ini
Kalanya di atas pintu candi kemudian
makarannya di pintu tangga,” kata Sukawati
Susetyo, ketua tim ekskavasi dari Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional pada
merdeka.com.Ditambahkan Sukawati, karena
jarak Makara sama sama dan arah
menghadapnya biasanya candi di Jawa Timur
menghadap ke barat ini juga. Buntutnya di
timur, agak serong kanan maka dapat dipastikan
bahwa ini adalah struktur candi.Meski ekskavasi
sudah dilakukan namun Puslit Arkenas belum
bisa memastikan peninggalan di era apakah
situs Candi Adan-Adan ini.
“Mudah-mudahan peradaban Kadiri, karena kita
belum bisa menentukan masa Kediri atau
Mataram Hindu. Ini berbeda agak mirip dengan
Candi Kidal, di Tumpang Malang,” tambah
Sukawati.
Dari pantauan merdeka.com Puslit Arkenas
sudah melakukan layout untuk persiapan
penggalian sejak Rabu (7/4). Mereka
memberikan tanda dari benang yang di kotak-
kotak untuk memprediksi titik-titik candi yang
lain.
Selain itu dengan mengambil tenaga masyarakat
untuk proses penggalian dengan pengawasan
ketat.Alat penggalian semacam bor tanah,
linggis berukuran kecil, cetok, cangkul, sikat
juga dipakai untuk proses ekskavas ini.
“Cukup tidak cukup penggalian hingga tuntas ini
akan kita lakukan selama dua minggu. Dan jika
nanti diteruskan mungkin tahun depan,”
ujarnya.Dari sumber merdeka.com, ekskavasi ini
bukan yang kali pertama dilakukan, namun
sudah beberapa kali dilakukan salah satunya
dari BPCB Trowulan Kediri.
Namun sayangnya antara BPCB Trowulan dan
Puslit Arkenas kurang adanya komunikasi dan
terkesan berjalan sendiri-sendiri. Sebab jika
BPCB sudah melakukan ekskavasi makan akan
meninggalkan catatan laporan yang bisa
dipelajari sebagai pelengkap data, sebab Puslit
Arkenas tidak mendapatkan laporan.
Sementara itu Syamsuddin pemilik lahan yang
menjadi situs Candi Adan-Adan mengaku
mendapat pemberitahuan mendadak jika ada
akan diadakan penggalian situs Candi Adan-
Adan yang berada di pekarangannya. “Tiba-tiba
saya didatangi oleh orang Pemkab, Pak Camat,
Kepala Desa dan tim Puslit Arkenas yang
menyatakan akan dilakukan penggalian di
pekarangan saya untuk penelitian. Saya sempat
kaget sebab dilakukan mendadak dan tidak ada
pemberitahuan surat resmi. ” kata Syamsuddin
yang mengaku hanya mendapatkan kompensasi
senilai Rp 1.000.000 dari Puslit Arkenas untuk
penggalian ini.Meski Syamsuddin menyadari
bahwa penelitian ini dianggap penting, namun
apa yang dilakukan Puslit Arkenas diminta tidak
merusak tanaman durian berbagai jenis varian
yang dia tanam. “Kalau pohon-pohon durian
saya rusak ini namanya merugikan. Saya
berharap ada saling pengertiannya sebab jika
tanaman saya rusak kompensasi yang diberikan
sangat tidak seimbang,” kata Syamsuddin pada
merdeka.com.

2 komentar:

  1. salam budaya.salam nusantara jaya.Pemerintah hendaknya segera memberikan kompensasi yang layak dan pantas kepada pemilik lahan tersebut.mengingat itu adalah situs sejarah penting .mungkin era kerajaan kalingga di zaman prabu wasumurti yg berkuasa di keling kepung kediri abad ke v atau bisa jadi zaman hastina pura yg berganti nama menjadi yawastina .atau zaman widarba yg beribukota di mamenang kediri.mengingat kediri adalah ibukota berbagai kerajaan kuno pra medhang kahuripan di zaman airlangga.tinggal menunggu hasil tes carbon dating saja berapakah usia situs adan adan kediri.

    BalasHapus
  2. Bs jd ada kemungkinan spt itu 🙏

    BalasHapus