Senin, 25 Juli 2016

makam poncowati



Punden Makam Poncowati Juwah
Kepung Kediri

Selamat pagi sobat Blogger, karena saya
nglilir (baca : terbangun) sekitar satu
jam tadi, maka saya manfaatkan untuk
posting di blog History kediri, kali ini saya akan posting
mengenai punden berupa makam yang
dikenal dengan nama Punden Mbah
Poncowati dan lokasinya berada di
tengah persawahan di area Desa Juwah
Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri,
Desa Juwah sendiri letaknya berdekatan
(istilahnya tonggo desa/tetangga desa)
dengan Desa Siman dimana di Desa
Siman terdapat Prasasti Mbah Gurit,
Monumen Harinjing dan Punden Bogor
Pradah
Mbah Poncowati ini dikenal sebagai
saudara dari Mbah Poncotoyo yang
pundennya ada di kramatan (baca :
makam) yang berada di Desa Siman,
menurut legenda penduduk setempat
(Desa Siman) pada jaman dahulu ada
empat pendekar yaitu Raden Poncotoyo,
Raden Poncowati, Raden Poncolegowo
dan Raden Anengpati yang mbabat alas
atau membuka hutan untuk dijadikan
permukiman/desa, namun keempat
pendekar ini kemudian berpisah untuk
babat alas di tempat/daerah yang lain.
Berikut sedikit kisah mengenai keempat
tokoh diatas yang salah satunya adalah
Mbah Poncowati..
Konon ketika terjadi peperangan yang
dipimpin oleh Pangeran Diponegoro
pada tahun 1825 1830 dan akhirnya
Sang Pangeran menunai kekalahan
akibat penghianatan Kolonial Belanda
dan akhirnya para pengikutnya
bertebaran ke berbagai daerah demi
keamanan dan kesinambungan
perjuangan mereka.
Salah satu dari para prajurit Pangeran
diponegoro adalah Raden Poncoreno
putra seorang Demang yang menjabat di
wilayah Kadipaten Kediri. Raden
Poncoreno melangkahkan kaki
menyusuri daerah selatan Pulau Jawa
dan beliau singgah di kediaman
Kakeknya yaitu seorang Tumenggung di
wilayah Kadipaten Tulungagung yang
bernama Raden Tumenggung Suratani
II.
Raden Poncoreno mendapat petunjuk
dari kakeknya untuk mencari dan
tinggal di wilayah tepi sungai Konto di
utara Gunung Kelud. Sang Tumenggung
mengenal tempat tersebut ketika
ayahnya yaitu Raden Tumenggung
Suratani I mendapat tugas dari kerajaan
untuk berperang mendamaikan wilayah
Kadipaten Malang. Raden Poncoreno
akhirnya mengikuti petunjuk kakeknya
dan melanjutkan perjalananya sampai
di wilayah tepi Sungai Konto yang
tepatnya di wilayah Taman Wisata
Selorejo yang pernah dijadikan Padang
Golf.
Beliau tinggal di sana hingga
mendapatkan banyak anak cucu dan
kerabat. Raden Poncoreno mempunyai
empat orang saudara 1. Raden
Poncotoyo (Mbah Karsiman) tinggal di
Desa Siman, 2. Raden Anengpati (Mbah
Jimat) tinggal di Desa Keling, 3. Raden
Poncolegowo (Mbah Macan Wulung)
tinggal di Wonosalam, 4. Raden
Poncowati (Mbah Patih) tinggal di Desa
Juwah. (sumber dari sini )
Berikut dokumentasi Punden Makam
Poncowati yang sempat saya abadikan,
dan kondisi punden ini begitu apa
adanya (baca : tidak terawat), oiya saya
ke punden ini ditemani oleh adik saya
yang bernama Suwaji yang bertindak
sebagai guide dan memberikan sedikit
cerita mengenai keberadaan punden ini.
Demikian sobat Blogger, posting hasil
klutusan telusur budaya dan sejarah di
Desa Juwah Kecamatan Kepung
kabupaten Kediri, semoga postingan ini
bermanfaat bagi kita semua agar ikut
serta nguri - uri atau memelihara benda
peninggalan sejarah masa lalu dan
(semoga) dapat mengungkapkan benang
merah mengenai kejayaan Kerajaan
Kediri masa lalu... Salam Sejarah dan
Budaya. Kediri Jayati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar