Punden Makam Poncowati Juwah
Kepung Kediri
Selamat
pagi sobat Blogger, karena saya
nglilir
(baca : terbangun) sekitar satu
jam
tadi, maka saya manfaatkan untuk
posting
di blog History kediri, kali ini saya akan posting
mengenai
punden berupa makam yang
dikenal
dengan nama Punden Mbah
Poncowati
dan lokasinya berada di
tengah
persawahan di area Desa Juwah
Kecamatan
Kepung Kabupaten Kediri,
Desa
Juwah sendiri letaknya berdekatan
(istilahnya
tonggo desa/tetangga desa)
dengan
Desa Siman dimana di Desa
Siman
terdapat Prasasti Mbah Gurit,
Monumen
Harinjing dan Punden Bogor
Pradah
Mbah
Poncowati ini dikenal sebagai
saudara
dari Mbah Poncotoyo yang
pundennya
ada di kramatan (baca :
makam)
yang berada di Desa Siman,
menurut
legenda penduduk setempat
(Desa
Siman) pada jaman dahulu ada
empat
pendekar yaitu Raden Poncotoyo,
Raden
Poncowati, Raden Poncolegowo
dan
Raden Anengpati yang mbabat alas
atau
membuka hutan untuk dijadikan
permukiman/desa,
namun keempat
pendekar
ini kemudian berpisah untuk
babat
alas di tempat/daerah yang lain.
Berikut
sedikit kisah mengenai keempat
tokoh
diatas yang salah satunya adalah
Mbah
Poncowati..
Konon
ketika terjadi peperangan yang
dipimpin
oleh Pangeran Diponegoro
pada
tahun 1825 – 1830 dan akhirnya
Sang
Pangeran menunai kekalahan
akibat penghianatan
Kolonial Belanda
dan
akhirnya para pengikutnya
bertebaran
ke berbagai daerah demi
keamanan
dan kesinambungan
perjuangan
mereka.
Salah
satu dari para prajurit Pangeran
diponegoro
adalah Raden Poncoreno
putra
seorang Demang yang menjabat di
wilayah
Kadipaten Kediri. Raden
Poncoreno
melangkahkan kaki
menyusuri
daerah selatan Pulau Jawa
dan
beliau singgah di kediaman
Kakeknya
yaitu seorang Tumenggung di
wilayah
Kadipaten Tulungagung yang
bernama
Raden Tumenggung Suratani
II.
Raden
Poncoreno mendapat petunjuk
dari
kakeknya untuk mencari dan
tinggal
di wilayah tepi sungai Konto di
utara
Gunung Kelud. Sang Tumenggung
mengenal
tempat tersebut ketika
ayahnya
yaitu Raden Tumenggung
Suratani
I mendapat tugas dari kerajaan
untuk
berperang mendamaikan wilayah
Kadipaten
Malang. Raden Poncoreno
akhirnya
mengikuti petunjuk kakeknya
dan
melanjutkan perjalananya sampai
di
wilayah tepi Sungai Konto yang
tepatnya
di wilayah Taman Wisata
Selorejo
yang pernah dijadikan Padang
Golf.
Beliau
tinggal di sana hingga
mendapatkan
banyak anak cucu dan
kerabat.
Raden Poncoreno mempunyai
empat
orang saudara 1. Raden
Poncotoyo
(Mbah Karsiman) tinggal di
Desa
Siman, 2. Raden Anengpati (Mbah
Jimat)
tinggal di Desa Keling, 3. Raden
Poncolegowo
(Mbah Macan Wulung)
tinggal
di Wonosalam, 4. Raden
Poncowati
(Mbah Patih) tinggal di Desa
Juwah.
(sumber dari sini )
Berikut
dokumentasi Punden Makam
Poncowati
yang sempat saya abadikan,
dan
kondisi punden ini begitu apa
adanya
(baca : tidak terawat), oiya saya
ke
punden ini ditemani oleh adik saya
yang
bernama Suwaji yang bertindak
sebagai
guide dan memberikan sedikit
cerita
mengenai keberadaan punden ini.
Demikian
sobat Blogger, posting hasil
klutusan
telusur budaya dan sejarah di
Desa
Juwah Kecamatan Kepung
kabupaten
Kediri, semoga postingan ini
bermanfaat
bagi kita semua agar ikut
serta
nguri - uri atau memelihara benda
peninggalan
sejarah masa lalu dan
(semoga)
dapat mengungkapkan benang
merah
mengenai kejayaan Kerajaan
Kediri
masa lalu... Salam Sejarah dan
Budaya.
Kediri Jayati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar